Hidup ini adalah perjuangan ! Itu bukan hanya sekedar jargon akan tetapi begitulah adanya kehidupan terlebih lagi di masa kini, di mana segala hal terkadang diukur materi! Semoga bukan kita, bukan kita yang selalu mengukur segalanya dengan sebuah nilai keduniaan yang hakikatnya tak lah lebih dari sehelai sayap nyamuk! Masih ada hal yang lebih pantas untuk dijadikan ukuran agar kehidupan ini jauh lebih bearti. Maka ingatlah akhirat maka kau akan selamat!
Salah satu bentuk perjuangan adalah dengan bekerja, bekerja keras juga cerdas. Tak kalah penting bekerja dengan hati. Tulus bekerja karena allah Rabbul'izzati membuat kita lebih bearti "Sebaik-baiknya usaha adalah usaha tangan seorang pekerja apabila ia mengerjakan dengan tulus". (HR. Ahmad)
Ikhlas harus turut serta menjadi bagian terpenting begitu pula kejujuran. Banyak orang yang pintar sekarang ini, tapi mengenaskan di sisi lain semakin langka orang jujur! Berjuang sepenuh hati! Bila hanya setengah hati atau bukan seperempat asa maka kita akan begitu dekat dengan kegagalan karena kegagalan adalah milik mereka yang melangkahkan setegah hati, tak jelas apa yang dicari (from zero to hero). Lagi pula apa nikmat bekerja setengah-setengah, asal-asalan, asal jadi, asal kerja bukankah hasilnya pun tak maksimal. Bukankah Allah mewajibkan kita bekerja profesional. "Sesungguhnya Allah mewajibkan kebaikan (Profesionalitas) atas segala sesuatu. (HR.Muslim)
Mungkin perintah ini belum lah cukup untuk membuat kita tersadar dan bangun dari kemalasan bekerja tanpa semangat, maka coba renungkan ! Paling tidak baca dengan hati, " Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalau diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S At-Taubah: 105).
Sekali lagi ingat akhirat bilan ingin selamat! Saat di padang mahsyar nanti, kita akan dipertontonkan semua adegan-adegan yang pernah kita lakoni di dunia ini. Semua perbuatan-perbuatan yang sudah kita perbuat tak kan luput bahkan kejahatan sekecil biji kurma. Setiap kali kita dilanda lelah, pikiran penat, kerjaan numpuk bikin mumet. Kerja lembur! Dari pagi sampai malam. Sungguh pilu. Akan tetapi bersyukurlah, kita masih memiliki pekerjaan! Coba kita tengok ! Penganguran yang masih berkutat pada kabar lowongan ? Atau susahnya orang-orang yang mencari nafkah dengan cara halal akan tetapi harus dibayar dengan hasil yang tak seimbang!
Oleh karena demikianlah betapa patutnya kita mencintai pekerjaan kita. Pekerjaan yang kita jalani karena Allah tidak akan membuat kita terjebak pada rutinitas, sungguh berarti memaknai dan memaksimalkan usaha kita agar bertambah berkah.
Bekerja ada 3 tingkatan besar, Yaitu :
Sekali lagi ingat akhirat bilan ingin selamat! Saat di padang mahsyar nanti, kita akan dipertontonkan semua adegan-adegan yang pernah kita lakoni di dunia ini. Semua perbuatan-perbuatan yang sudah kita perbuat tak kan luput bahkan kejahatan sekecil biji kurma. Setiap kali kita dilanda lelah, pikiran penat, kerjaan numpuk bikin mumet. Kerja lembur! Dari pagi sampai malam. Sungguh pilu. Akan tetapi bersyukurlah, kita masih memiliki pekerjaan! Coba kita tengok ! Penganguran yang masih berkutat pada kabar lowongan ? Atau susahnya orang-orang yang mencari nafkah dengan cara halal akan tetapi harus dibayar dengan hasil yang tak seimbang!
Oleh karena demikianlah betapa patutnya kita mencintai pekerjaan kita. Pekerjaan yang kita jalani karena Allah tidak akan membuat kita terjebak pada rutinitas, sungguh berarti memaknai dan memaksimalkan usaha kita agar bertambah berkah.
Bekerja ada 3 tingkatan besar, Yaitu :
1. Occupation: Berarti seseorang bekerja hanya untuk menghabiskan waktu dan
memperoleh sejumlah uang. Baginya tidak penting apakah naik jabatan, karir, maupun
penghargaan lainnya. Tipe pekerja seperti ini yang penting asal gaji berkala. Karyawan
pada tingkatan ini tindakanya pertama yang dilakukan begitu masuk kantor bukan
langsung bekerja, melainkan mengobrol sana-sini, membuat mie instan untuk sarapan
atau berbagi makanan yang dibawa untuk sarapan bersama.
2. Professional: Mereka tidak hanya menunaikan kewajiban dan rutinitas harian,
melainkan juga berfikir bagaimana agar apa yang dilakukannya setiap hari meningkat
kualitasnya. Pangilan pekerjaan baginya bukan hanya sekadar untuk mendapatkan gaji
dalam rangka memenuhi kebutuhannya, melainkan berusaha terus-menerus meningkat-
kan kompetensi diri, bahkan hingga di luar disiplin ilmunya.
3. Vocation: Tingkatan yang paling tinggi dalam bekerja adalah vacation, bagi mereka
yang sudah menampak di tahap ini, beraktivitas bukan lagi suatu pekerjaan (Working),
melainkan sudah merupakan PANGILAN HATI.
"Tuhan lebih tahu diriku daripada diriku sendiri, dan aku lebih mengetahui diriku daripada kalian....." Maka nilai diri kita pada tingkatan mana kita berada serta pikirkan dalam-dalam, me-huhasabah diri sebelum kelak kita di hisab akan segala tingkah dan laku yang pernah dibuat. Pekerja sejati melakukan perkerjaannya dengan seluruh kemampuan diri dan hati! Tunggu apalagi? Yuk, perbaiki diri, bekerja prosuktif. Akhirat di hati, dunia tergenggam di tangan. Bekerja setengah hati membuat hidup tak berarti.
Demikian ulasan tenttang "Bekerja Sepenuh Hati Bukan Sepenuh Gaji" , Semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
0 comments:
Post a Comment